Cerita Inspiratif

Cerita inspiratif adalah jenis teks narasi yang menyajikan suatu inspirasi keteladanan kepada banyak orang. Cerita itu bisa menggugah atau menginspirasi seseorang untuk berbuat baik.

Berikut ini merupakan contoh cerita inspiratif

Menyesal

            Di keluarga Hutama terdapat 5 anggota keluarga yaitu Omar Hutama sebagai Ayah, Nadira Briana Hutama sebagai Ibu, dan ketiga anak perempuannya Farisha Hutami, Amalia Hutami, Tiara Hutami. Mereka adalah keluarga yang harmonis, meskipun sesekali terdapat pertengkaran. Farisha, Amalia, dan Tiara sekarang sudah tidak tinggal bersama orang tuanya lagi. Farisha sudah menikah dan memiliki keluarganya sendiri, Amalia memiliki pekerjaan di luar negeri, sedangkan Tiara sedang berkuliah di luar kota.

            Sering kali Nadira dan Omar meminta anak-anaknya untuk pulang ke rumah mereka. Tetapi pasti ada saja alasan mereka untuk menolaknya, Farisha yang selalu beralasan suaminya yang mengajak untuk liburan, Amalia yang beralasan sibuk pada pekerjaannya, dan Tiara yang beralasan ada kegiatan kampus dan organisasi. Mamah mereka tahu sebenarnya mereka hanya malas untuk pulang karena sekarang putri-putrinya sudah memiliki dunianya sendiri-sendiri, dan tidak memikirkan orang tuanya.

            Untuk kali ini Nadira sangat bersikeras untuk meminta Farisha, Amalia, dan Tiara untuk pulang ke rumahnya. Nadira sangat bersikeras karena Omar saat ini sedang sakit. Nadira sebenarnya takut untuk kehilangan suaminya, tetapi Ia lebih takut jika para putrinya kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan ayah mereka.

“Ayolah Far ayahmu ini sekarang sedang sakit, apa kamu tidak ingin untuk menjenguknya?” ucap Nadira memohon kepada Farisha.

“Maaf Mah, tapi sekarang ini Mas Juan sedang sibuk dengan pekerjaannya. Kan tidak mungkin aku meninggalkan Mas Juan sendirian dengan Ruby.” Balas Farisha

Setelah menghubungi Farisha, Nadira mencoba untuk menghubungi anak tengahnya yaitu Amalia. Amalia saat ini berada di Prancis, di sana lah Ia bekerja sebagai perancang busana.

“Halo Amalia, kamu kapan pulang ke Indonesia? Mamah dan Ayah sangat kangen loh sama kamu. Apalagi sekarang Ayah kamu sedang sakit Nak.” Tanya Nadira kepada Amalia

“Halo Mah, maaf ya saat ini masih ngga bisa buat pulang ke Indonesia. Ada proyek yang sangat penting yang harus aku kerjakan.” Jawab Amalia

“Apa tidak bisa ditunda dulu itu proyeknya, ini Ayah loh yang sakit.” Balas Nadira

“Mah please, proyek ini penting banget buat aku. Lagipula aku ngelakuin semua ini kan buat banggain Mamah sama Ayah.” Balas Amalia sedikit kesal kepada Mamahnya

“Mamah sama Ayah itu tidak perlu uangmu Lia, Ayah sama Mamah Cuma butuh kamu pulang ke Indonesia. Yasudahlah kalo kamu tidak mau pulang.” Jawab Nadira untuk mengakhiri perdebatan dengan Amalia. Setelah berdebat dengan Amalia, Nadira menghubungi putri bungsunya, Tiara.

“Halo Mah, ada apa kok tiba-tiba menelfonku?” tanya Tiara kepada Ibunya

“Halo juga Ra, ini loh Mamah tuh cuman mau minta kamu buat pulang. Soalnya, Ayah kamu ini sekarang sedang sakit.” Jawab Nadira

“Aduh mah, gimana ya ini kampusku mau ngadain acara, dan aku ditunjuk buat jadi Ketua Panitia. Jadi, aku kayaknya ngga bisa pulang. Mmm udah dulu ya mah habis gini akum au ada rapat sama yang lainnya” Balas Tiara dan langsung menutup telefonnya.

            Setelah berkali-kali mencoba menghubungi anak-anaknya, Nadira akhirnya menyerah. Ia berpikir mungkin Tuhan menakdirkan hal tersebut agar ia bisa fokus untuk merawat suaminya yang sekarang sedang sakit. Tetapi tetap saja Ia masih takut bila putri-putrinya tidak bisa merawat Ayahnya untuk yang terakhir kalinya. Sekarang ia hanya bisa pasrah kepada Tuhan untuk bisa melunakkan hati putri-putrinya.

“Gimana Mah, mereka bisa kan pulang?” tanya Omar kepada Nadira

“Mereka ngga bisa pulang sayang, mereka sedang sibuk saat ini.” Jawab Nadira

“Sebenarnya sesibuk apa sih mereka. Padahal yang sedang sakit ini aku, aku ini ayah mereka.” Balas Omar dengan menahan amarah

“Sudahlah yah, kan ada aku yang selalu menemanimu.” Jawab Nadira dengan halus untuk menenangkan Omar

“Aku tahu itu, tapi aku takut aku tidak bisa melihat wajah mereka disaat-saat terakhirku.” Jawab Omar dengan menangis

            Beberapa minggu setelahnya, para putri Hutama sudah selesai menyelesaikan kesibukan mereka. Farisa sudah selesai berlibur mengelilingi Eropa, Amalia sukses melaksanakan peragaan busananya yang digelar di Prancis, dan Tiara yang juga sukses menyelenggarakan acara kampusnya dengan meriah. Setelah itu, mereka sepakat untuk pulang ke rumah untuk temu kangen dengan Ayah dan Mamah.

            Ternyata hanya kenyataan pahit yang mereka terima. Mimpi terburuk Nadira akhirnya terjadi, suaminya atau ayah dari Farisa, Amalia, dan Tiaran baru saja meninggal. Mereka sangat menyesal mengapa baru sekarang mereka pulang, mereka pulang sekaligus untuk melihat wajah Sang Ayah untuk terakhir kalinya.

“Kan dari kemarin-kemarin Mamah udah bilang kalo ayah kalian sakit, kalian malah mementingkan kesibukan kalian sendiri. Yam au gimana lagi, sekarang Ayah sudah tidak ada hanya penyesalan yang kalian dapatkan.” ucap Nadira kepada tiga putrinya.

            Farisa, Amalia, dan Tiara sangat menyesal karena telah menyia-nyiakan waktu mereka untuk kesibukan pribadi sehingga lupa untuk menyayangi orang tua mereka. Saat ini yang tersisa hanyalah penyesalan yang akan mereka terima selama sisa hidup mereka.  

Komentar